Minggu ini, penulis berkesempatan menonton beberapa film besutan anak negeri. Tidak kalah bagus tentunya dari sisi cerita, sinematografi, maupun muatan pesan dalam film-film tersebut. Dari sekian film yang ditonton, ada beberapa yang begitu mengena di benak penulis. Tema tentang betapa seorang ayah akan selalu berusaha sekuat mungkin membahagiakan putrinya. Berpeluh, berdarah, remuk badannya, semua dia usahakan demi melihat putrinya tersenyum, sembari berdoa kelak sang putri akan menjadi piala terbaik dalam kehidupan sang ayah. Begitulah adanya, demikian selayaknya seorang ayah berjuang demi keluarganya. Mengharap ridho Allah SWT menyertai setiap tetesan keringat dan debu yang mampir ke wajah dan tubuhnya.
Setidaknya sejak tahun 2020, badai pandemi Covid-19 telah “mengganggu” –jika kita ingin menyebutnya merusak – berbagai sendi kehidupan masyarakat. Dampak terbesar tentu dari sisi kesehatan dan ekonomi. Telah banyak korban jiwa, telah banyak pula sendi-sendi ekonomi negeri “terganggu” pandemi. Namun demikian, pemerintah telah berupaya sekuat mungkin meminimalisir segala dampak yang timbul akibat berlangsungnya pandemi. Kebijakan dirancang, subsidi dan bantuan sosial digelontorkan, insentif untuk tenaga kesehatan juga dicairkan. Semuanya demi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Ujian berat itu mulai mereda di tahun 2022 ini. Pemerintah lalu membuat sebuah kebijakan yang relatif berani. Dua tahun lalu sejak pandemi mulai menerpa di tahun 2020, Pemerintah melarang atau membatasi mobilitas penduduk dalam arus mudik lebaran. Namun di tahun 2022 ini, (mungkin) dengan pertimbangan bahwa masyarakat yang terdampak dari sisi kesehatan juga semakin jauh menurun serta ekonomi masyarakat mulai bergerak kembali, maka Pemerintah memberikan kelonggaran. Masyarakat diberikan keleluasaan untuk mudik ke kampung halamannya. Sebuah kebijakan yang disambut dengan euforia. Mendekati hari libur dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1443 H, jalanan kembali ramai oleh pemudik. Kegembiraan ketika sudah dua tahun lamanya tidak boleh pulang kampung, membuat masyarakat sangat antusias. Jalanan pun banyak yang macet oleh ramainya para pemudik.
Jika diamati dari perspektif lain, kebijakan boleh mudik ini mungkin akan berdampak kurang baik dari sisi kesehatan. Dikhawatirkan akan terjadi transmisi virus dari para pemudik kepada keluarga di kampung halaman. Namun, dengan relatif suksesnya program vaksinasi nasional (baik dosis 1, 2, maupun booster) telah membuat Pemerintah lebih yakin mengijinkan masyarakat berkumpul kembali dengan sanak keluarganya di Lebaran tahun 2022 ini. Sebuah momen yang pasti sudah ditunggu-tunggu oleh semua lapisan masyarakat.
Di sisi lain, kita dapat mengamati bahwa kebijakan mudik ini juga diharapkan dapat berdampak positif dari perspektif ekonomi. Kebijakan pemerintah untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (termasuk 50% komponen tunjangan kinerja) kepada PNS dan anggota TNI/Polri serta pensiunan diharapkan dapat menjadi stimulus bergairahnya kembali kehidupan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang mudik biasanya akan membawa oleh-oleh, baik ketika hendak mudik maupun ketika pulang kembali dari kampung halamannya. “Oleh-oleh” ini tentu bukan hanya dilihat dari hal yang sederhana. Kita bisa mengamati multiplier effect dari oleh-oleh ini. Bisa saja (atau mungkin sebagian besar) oleh-oleh yang dibawa adalah produk-produk UMKM, baik itu fashion, makanan dan minuman, atau cinderamata lainnya. Dengan adanya stimulus berupa THR tadi, maka daya beli masyarakat kembali meningkat. Roda ekonomi bisa kembali lancar bergulir. Ini belum lagi jika kita mengamati dari sisi lain seperti bisnis-bisnis transportasi yang kembali menggeliat untuk mengangkut para pemudik, dan unit-unit usaha lain yang juga kembali aktif dan bergairah menggerakkan roda ekonomi bangsa ini.
Setelah hampir tiga tahun lamanya kita dihantam badai pandemi, Alhamdulillah tahun ini kita kembali mulai bangkit dan berdiri menyongsong masa depan yang lebih baik.
Selayaknya seorang ayah yang harus memutar otak, jungkir-balik, berpeluh, berdarah, lusuh dan kusam, apapun akan dilakukan demi melihat putrinya kembali tersenyum bahagia. Demikian pula pemerintah, berupaya dengan segenap usaha dan sumber daya yang ada, membuat kebijakan terbaik –entah itu populer atau tidak–, semua demi menyaksikan bangsa ini bangkit kembali dan pulih dari pandemi.
#tulisan ini hanya opini pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan organisasi manapun.
Kategori: PEN
0 Komentar |
---|