Program Makan Bergizi Gratis: Investasi Gizi dan Ekonomi Daerah

30 Juni 2025, Penulis : Reni Saptati Dwi Iswari

Peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh pemerintah sejak awal 2025 menandai komitmen kuat negara dalam meningkatkan kualitas gizi generasi muda sekaligus memberdayakan ekonomi lokal. Hingga Juni 2025, lebih dari 4,8 juta anak sekolah dan ibu hamil telah menerima manfaat program ini, dan pemerintah menargetkan 82,9 juta penerima pada akhir tahun. Ini bukan sekadar angka, tetapi wujud nyata dari visi besar membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

MBG bukanlah program biasa. Ia hadir sebagai inovasi strategis lintas sektor yang menyasar akar dari berbagai persoalan sosial: kekurangan gizi, ketimpangan pembangunan, hingga minimnya peluang kerja di daerah. Dengan membangun dapur komunitas dan melibatkan pelaku ekonomi lokal seperti petani, nelayan, dan UMKM, MBG berhasil menciptakan rantai pasok pangan yang memberdayakan dan berkeadilan. Ini menunjukkan bahwa negara hadir bukan hanya dalam bentuk bantuan, tetapi juga dalam membangun ekosistem ekonomi rakyat.

Tentu, dalam skala besar dan waktu pelaksanaan yang relatif baru, penyempurnaan program adalah hal yang wajar. Kritik terhadap aspek regulasi dan petunjuk teknis harus dipandang sebagai masukan konstruktif untuk memperkuat program ke depan, bukan untuk melemahkan semangat gotong royong nasional yang sedang dibangun. Pemerintah telah terbukti responsif terhadap tantangan ini, dengan mendorong penguatan regulasi, memperluas koordinasi antar kementerian dan lembaga, serta membuka ruang bagi kolaborasi lintas sektor.

Sebagai program unggulan Presiden Prabowo Subianto, MBG juga menunjukkan arah pembangunan nasional yang berfokus pada intervensi dini dan pencegahan, bukan sekadar penanganan masalah saat sudah memburuk. Memberi makan bergizi kepada anak sekolah bukan hanya soal kemanusiaan, tapi juga soal perencanaan strategis jangka panjang. Anak yang cukup gizi hari ini akan tumbuh menjadi SDM berkualitas yang menjadi fondasi Indonesia Emas 2045.

Selain manfaat sosial, aspek ekonomi dari MBG juga sangat nyata. Dengan memberdayakan dapur lokal dan menyerap produk pangan dari daerah, MBG menjadi lokomotif penggerak ekonomi desa. Di tengah tantangan ekonomi global dan potensi peningkatan angka pengangguran, langkah pemerintah ini sangat tepat dan berpihak pada rakyat kecil. Program ini secara langsung menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang selama ini kurang tersentuh program pembangunan.

Pemerintah juga terus memperbaiki aspek akuntabilitas dan efektivitas program. Monitoring berjenjang, evaluasi berbasis data, serta pelibatan berbagai pihak dalam pengawasan adalah bagian dari transparansi yang dibangun untuk menjaga kepercayaan publik. Mekanisme kanal aduan dan audit independen pun menunjukkan bahwa MBG bukan program populis sesaat, melainkan kebijakan negara yang terencana dan berkelanjutan.

Ke depan, MBG layak mendapat dukungan semua pihak. Pemerintah telah menyalakan obor inisiatif besar—tugas kita bersama untuk menjaga nyala semangat ini agar tidak padam. Di tengah berbagai tantangan bangsa, MBG menunjukkan bahwa Indonesia mampu hadir dengan solusi yang konkret, progresif, dan berpihak pada masa depan rakyatnya.

Kategori: Anggaran

Tag: #