Presidensi G20, Beban atau Berkah Bagi Indonesia

11 Februari 2022, Penulis : Prasetyo Wibowo

Presidensi G20, Beban atau Berkah Bagi Indonesia

 

Kita sebagai warga negara Indonesia sangat bangga khususnya terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi, hingga dipercaya menjadi tuan rumah KTT G20 yang akan berlangsung di Nusa Dua Bali pada November 2022. Tentunya ini menjadi nilai jual tinggi bangsa Indonesia agar memperoleh kepercayaan dari dunia luar termasuk penanaman modal dan investasi meski masih dalam pandemi COVID-19. 

Namun, tidak kita pungkiri disisi lain masih banyak masyarakat kita yang tidak mengetahui Forum G20, siapa mereka dan mengapa mereka begitu penting bagi kita, negara Indonesia. Oleh karena itu, sebagai bahan pengertian buat kita semua perlu kiranya dilakukan penjelasan secara jelas dan singkat, sehingga masyarakat paham dan mengerti tentang G20 dan manfaatnya buat Indonesia.

 

Forum G20, pengertian dan sejarah

Group of Twenty atau G20 adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa.  Pembentukan G20 tidak terlepas dari kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu. G20 adalah kelompok informal dari 19 negara dan Uni Eropa, serta pewakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB). G20 merupakan forum ekonomi utama dunia yang memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia. 

Forum G20 terdiri dari negara-negara yang tersebar pada seluruh benua, seperti Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Forum G20 ini tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, Forum G20 memiliki tuan rumah yang disebut Presidensi,  yang ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya. Untuk memastikan seluruh pertemuan G20 lancar setiap tahun, Presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.

Dalam KTT G20 yang dilaksanakan di Italia, selaku Presidensi G20 tahun 2021, telah ditetapkan Indonesia sebagai Presidensi G20 Tahun 2022. Serah terima presidensi telah dilakukan secara langsung oleh Presiden Italia kepada Presiden Joko Widodo tanggal 31 Oktober 2021. Maka sejak tanggal 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di bulan November 2022, Indonesia secara resmi akan menyelenggarakan perhelatan KTT Forum G20.  Pemilihan Indonesia untuk memimpin KTT G20 merupakan bentuk pengakuan dunia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia dapat menjadi booster atas setiap perubahan yang berdampak positif dalam pemulihan aktivitas ekonomi mikro dan makro.

Dikutip dari situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagai Presidensi G20, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Tema ini disampaikan Presiden Jokowi pada saat penyeahan Presidensi G20 di Roma Italia. Tema tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, people centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20. Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi yang telah diciptakan.

 

Penting dan Manfaat G20 bagi Indonesia

Sebagaimana telah dijelaskan, Forum G20 merupakan perkumpulan negara-negara maju yang bergabung untuk membahas perekonomian secara global. Menjadi tuan rumah KTT G20, merupakan kesempatan besar bagi negara Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia global bahwa mereka tidak salah pilih dengan mendukung Indonesia sebagai presidensi G20 tahun 2022. Sebagai tuan rumah, dan menetapkan Bali sebagai tempat berlangsungnya KTT G20,  tentunya Pemerintah telah memperhatikan banyak pertimbangan, antara lain Bali pernah melaksanakan tuan rumah pertemuan dunia dan telah memenuhi Standar Layanan Acara dari Panitia Nasional G20 serta memenuhi hampir semua kriteria dan indikator sebagai destinasi penyelenggaraan kegiatan MICE. Selain itu, profil para delegasi G20 adalah wisawatan mancanegara dan wisatawan domestik yang diharapkan dapat meningkatkan devisa pariwisata di tengah pandemi COVID-19 dengan varian omicron

Delegasi negara-negara yang akan hadir, berjumlah sekitar 5.282 pejabat dan anggota keluarganya akan menghiasi sebagian wilayah Indonesia dalam perhelatan KTT G20, dengan puncaknya di Bali pada bulan November 2022. Kota-kota lain yang akan menjadi rangkaian pertemuan menjelang KTT G20 adalah DKI Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kupang, Lombok NTB, Pontianak, Batam, Bintan, Medan, Manado, dan Makassar.

Semaraknya perhelatan KTT G20, di satu sisi tentu menjadi topik panas beberapa elemen masyarakat dengan alokasi anggaran yang besar, yaitu hampir 64 milyar rupiah. Si sisi lain, ahli-ahli ekonomi melihat dan menganalisa manfaat yang sangat besar terhadap perekonomian bangsa Indonesia dari beberapa aspek, antara lain :

  1. Aspek Pariwisata :
  2. Pelaksanaan KTT G20 akan memberikan dampak pada peningkatan devisa dari sektor pariwisata. Pelaksanaan beberapa pertemuan sebelum KTT G20 di Bali yang dilaksanakan di beberapa kota, akan membawa pengaruh pada tingkat hunian hotel dan kunjungan wisata delegasi negara peserta dan keluarganya.
  3. Sektor Pariwisata yang menjadi andalan Bali selama ini, akan mendapatkan suntikan segar dengan pendapatan dari pelaksanaan acara KTT G20 tahun 2022 dan dapat menjadi pijakan untuk perbaikan sektor pariwisata yang tengah lesu di tengah pandemi.
  4. Aspek Ekonomi Bisnis :
  5. Pelaksanaan KTT G20 yang akan berlangsung di Indonesia, dengan puncaknya di Bali pada bulan November 2022 diprediksi akan meningkatkan komsumsi domestik hingga 1,7 trilliun dan peningkatan PDB hingga 7,4 trilliun;
  6. Berlangsungnya pertemuan-pertemuan sebelum puncaknya di Bali yang berlangsung di beberapa kota dapat menyerap tenaga kerja sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.
  7. Potensi peningkatan penerimaan negara dari penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan bea cukai sangat besar sehingga menambah kas negara;
  8. Potensi untuk menaikkan kelas  UMKM dalam negeri ke lingkar global dengan peran sebagai supplier atas kegiatan yang sedang berlangsung berupa barang/souvenir dan produkl lainnya.

Dengan demikian, kita dapat melihat betapa penting dan banyak manfaat dari pelaksanaan KTT G20 yang mulai berjalan hingga Nopember 2022 nanti. Tentunya sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita wajib mendukung, mengikuti, dan menjaga sepenuhnya keberlangsungan KTT ini sehingga memberikan citra baik Indonesia ke mata dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Kategori: APBN

Tag: #APBN #G20

Kirim Komentar

0 Komentar