Pemulihan Ekonomi Pulau Dewata Sebagai Game Changer Industri Pariwisata Nasional

21 Oktober 2021, Penulis : Galih Ardin

Setahun lebih pandemi covid 19 melanda Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun dari Satgas Penanganan Covid 19 (2021) diketahui bahwa sampai dengan pertengahan Oktober 2021, jumlah penduduk Indonesia yang terinfeksi covid 19 sebanyak 4,24 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 4,08 juta dinyatakan sembuh, namun 143 ribu diantaranya meninggal dunia. Sayangnya, pandemi global ini tidak hanya menyerang sektor Kesehatan masyarakat namun juga meluluhlantakkan sektor ekonomi dan sektor pariwisata. Menurunnya sisi permintaan dan merosotnya sisi penawaran secara bersamaan serta pembatasan social membuat industri pariwisata semakin terpuruk.

Berdasarkan data Kemenparekraf (2021) diketahui bahwa selama tahun 2020 jumlah wisatawan manca negara yang datang ke Indonesia mengalami penurunan sebanyak 74% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Pada tahun 2019, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia adalah sebanyak 16 juta kunjungan dengan 6,2 juta kunjungan diantaranya merupakan kunjungan wisman asing ke pulau dewata. Selanjutnya pada tahun 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia merosot tajam menjadi 4 juta kunjungan yang didalamnya termasuk 1 juta kunjungan ke pulau Bali. Melihat besarnya proporsi kunjungan ke pulau dewata terhadap keseluruhan kunjungan wisman di Indonesia tersebut, maka wajar apabila menjadikan pemulihan ekonomi di pulau Bali sebagai game changer pemulihan industri pariwisata nasional.

Apabila kita melihat lebih jauh, ternyata berkurangnya jumlah wisatawan membawa dampak besar bagi kegiatan ekonomi di provinsi Bali. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama tahun 2020 di provinsi Bali mengalami pertumbuhan negative sebesar -10,8% dibandingkan tahun 2019 (year on year). Apabila kita bandingkan dengan provinsi lainnya, kontraksi ekonomi di pulau dewata ini merupakan kontraksi ekonomi yang terdalam. Meskipun pada triwulan I tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali perlahan membaik menjadi -3,73% namun dibandingkan dengan daerah lain, Bali masih menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam industri pariwisata, sektor penyediaan akomodasi, makan dan minum serta transportasi masih menjadi primadona dalam menggerakan roda perekonomian. Berdasarkan laporan BPS (2021) diketahui bahwa pada tahun 2020 sektor penyediaan akomodasi, makan dan minum mengalami kontraksi sebesar -3,13% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Bahkan, sektor transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi sebesar -6,53%. Hal ini menempatkan sektor transportasi dan pergudangan sebagai sektor ekonomi dengan kontraksi terdalam di provinsi Bali selama tahun 2020.

Guna mencegah terperosok ke dalam lubang yang lebih dalam. Pada dasarnya pemerintah telah menggulirkan insentif fiscal maupun nonfiscal yang terangkum dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Beberapa program PEN tersebut diantaranya adalah percepatan dan pengutan subsidi dan bansos untuk mesyarakat, insentif pajak, subsidi bunga kredit. Khusus untuk industri pariwisata, pada tahun 2020 pemerintah menganggarkan APBN sebesar 3,8 trilliun rupiah diskon tiket pesawat dan insentif pajak hotel/restoran. 

Kebijakan lain yang diambil oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sebagai upaya untuk mengangkat aktifitas pariwisata di pulau dewata antara lain adalah menyaratkan pelaku usaha sektor akomodasi dan makan minum untuk memiliki sertifikat CHSE (clean, health, safety environtment) yang diterbitkan oleh Kemperinkraf, menggandeng mitra co-branding untuk mempromosikan pariwisata di pulau dewata dan mendukung terlaksananya Bali cycling marathon.

Namun, agaknya berbagai upaya tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal. Terbukti bahwa sampai dengan bulan februari 2021 jumlah wisatawan asing yang masuk ke Bali pada triwulan pertama tahun 2021 hanya sebanyak 25 orang. Selain itu, berdasarkan data BPS (2021) juga diketahui bahwa tingkat hunian hotel di Bali selama triwulan I tahun 2021 kurang dari 12%. Oleh karena itu, guna mendongkrak kegiatan pariwisata di Bali perlu terobosan yang baru namun terukur.

Sebagaimana kita ketahui bahwa muara dari keriuhan yang disebabkan oleh pandemi covid 19 ini adalah usaha untuk menjaga Kesehatan salah satunya dengan upaya vaksinasi nasional. Wisatawan domestik maupun internasional berani melakukan perjalanan wisata apabila terdapat jaminan bahwa tempat wisata yang dituju aman dari ancaman covid 19. Oleh karena itu, upaya pertama yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengangkat pariwisata di Bali adalah dengan mengupayakan vaksinasi masal terhadap pelaku usaha sektor pariwisata di pulau dewata.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan (2021) diketahui bahwa sampai dengan bulan Mei tahun 2021 jumlah penduduk Pulau Bali yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama adalah sebanyak 1,02 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan seperempat penduduk pulau dewata berdasarkan survey penduduk tahun 2020 (BPS, 2021). 

Untuk meningkatkan upaya vaksinasi sekaligus menggerakkan roda perekonomian, pemerintah dapat menjadikan pulau Bali sebagai pusat vaksinasi nasional dengan program wisata vaksin. Idenya, pemerintah menyediakan penerbangan khusus vaksin dan melokalisasi para peserta vaksin ke dalam beberapa hotel yang sudah dipersiapkan selama minimal 14 hari. Selama 14 hari tersebut, para wisatawan hanya diperbolehkan berkunjung di sekitar hotel dan para wisatawan diwajibkan untuk menginstal aplikasi yang berguna untuk memantau pergerakan dan Kesehatan wisatawan setiap hari. Selain itu, selama 14 hari para wisatawan juga akan menerima materi terkait pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga diharapkan setelah menerima vaksin dan KemBali ke daerahnya masing – masing, para wisatawan pulang dengan membawa sertifikat vaksin dan kebiasaan hidup sehat.

Untuk penyediaan vaksinnya, pemerintah dapat menggandeng produsen vaksin nasional maupun internasional seperti Moderna, Pfzer, Sinovac, Jhonson and Johnson dan lain sebagainya. Sehingga, para wisatawan mempunyai ruang pilihan untuk menentukan vaksin apa yang akan mereka pakai.

Untuk sementara, wisata vaksin tersebut hanya dibatasi untuk wisatawan domestik sambil dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan program tersebut. Pada saat menunggu proses evaluasi wisata vaksin tersebut, pemerintah dapat menyelenggarakan virtual tour pariwisata di Bali terhadap wisatawan manca negara. Melalui pergelaran kebudayaan secara virtual, pemerintah dapat mempromosikan wisata apa saja yang ada di Bali. Virtual tour tersebut tidak hanya berfungsi untuk mengenalkan pariwisata di Bali kepada wisatawan asing, namun juga dapat sebagai sarana untuk menjual souvenir dan merchandise kepada wisman tersebut.

Dalam jangka pendek, wisata vaksin tersebut akan mendongkrak tingkat keterisian hotel di Bali dan secara bersamaan akan menggerakan sektor lainnya di sekitar lokasi yang ditunjuk sebagai wisata vaksin. Namun demikian, dalam jangka Panjang, program ini akan menjadi pilot project daerah wisata lainnya di Indonesia sekaligus memperkuat ketahanan industri pariwisata terhadap guncangan ekomi.

Pada akhirnya, kita semua berharap semoga pandemi ini cepat berlalu dan industri pariwisata di Indonesia segera pulih seperti sedia kala.

References

Badan Pusat Statistik. (2021, Oktober 21). [Seri 2010] Laju Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran (Persen), 2020. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/indicator/169/108/2/-seri-2010-laju-pertumbuhan-pdb-menurut-pengeluaran.html

BPS. (2021, Oktober 21). [Seri 2010] Laju Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran (Persen), 2020. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/indicator/169/108/1/-seri-2010-laju-pertumbuhan-pdb-menurut-pengeluaran.html

BPS. (2021, Oktober 21). [Seri 2010] PDB Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku menurut Pengeluaran (Milyar Rupiah), 2019. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/indicator/169/1955/3/-seri-2010-pdb-triwulanan-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-pengeluaran.html

Kemenparekraf. (2021, Oktober 21). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2020. Retrieved from Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatof Republik Indonesia: https://kemenparekraf.go.id/statistik-wisatawan-mancanegara

Satgas Penanganan Covid 19. (2021, Oktober 21). Data Sebaran. Retrieved from Covid 19: https://covid19.go.id/

Kirim Komentar

0 Komentar