Tahun 2022 merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia khususnya masyarakat Bali yang ditunjuk langsung sebagai tuan rumah Presidensi G20 dimana perhelatan ini digelar sejak desember 2021 sampai dengan November 2022. Perhelatan ini harus dimaksimalkan untuk menampilkan wajah Indonesia dikancah internasional sebagai tuan rumah dalam perhelatan akbar tersebut. Penunjukan Bali sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi KTT G20 merupakan hal yang tepat selaras dengan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menggeliatkan perekonomian khususnya sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang terdampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 khususnya di Pulau Deawata. Nusa Dua Bali memiliki riwayat kesuksesan dalam penyelenggaran gelaran bertaraf internasional dan merupakan destinasi utama sektor pariwisata di Indonesia yang memiliki kelengkapan akomodasi memadai secara sarana dan prasarana ditambah dengan daya tarik dari sektor pariwisata alam yang ada.
Kantor Wilayah Bea Cukai Bali NTB dan NTT dan unit vertikal dibawahnya khususnya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Ngurah Rai serta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean A Denpasar siap menyambut perhelatan akbar tersebut. Bea dan Cukai siap memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bidang kepabeanan dan cukai khususnya terkait fasilitas kepabeanan dan cukai kepada anggota delegasi anggota G-20 dan organisasi internasional serta penyelenggara yang terlibat langsung dalam perhelatan akbar tersebut.
Pada sektor ekonomi kreatif Bea dan Cukai siap memberikan pelayanan pada pengusaha yang bergerak pada usaha mikro kecil dan menengah dengan memberikan sosialisasi serta pelayanan kepabeanan dan cukai utamanya fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor pada Industri Kecil dan Menengah sebagai perwujudan instansi yang memfasilitasi perdagangan internasional serta membantu berkembangnya industri dalam negeri khususnya usaha skala kecil dan menengah yang langsung menyentuh pergerakan ekonomi masyarakat Bali.
Perhelatan tersebut dimulai dengan rangkaian pertemuan dan event yang telah diadakan sejak Desember 2021, hal ini diharapkan agar perhelatan tersebut berjalan dengan sukses dan menghasilkan komitmen antar negara yang terlibat sehingga memberikan dampak positif bagi indonesia dan dunia khususnya dalam proses recovery pasca menghadapi pandemi Covid-19 utamanya pada sektor ekonomi dan pariwisata di Indonesia.
Presidensi G20 di Nusa Dua Bali dengan tema ”Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama, Lebih Kuat” dengan harapan Indonesia khususnya masyarakat Bali mampu menunjukkan wajah kepemimpinan Indonesia pada tingkatan global demi terwujudnya kebangkitan sektor wisata dan perekonomian, hal ini lebih jauh lagi demi terwujudnya keadilan dan kesetaraan antar negara yang terlibat khususnya kepentingan bagi negara miskin dan berkembang.
Dilansir dari ekonomi.bisnis.com, selasa (08/02/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga Hartato mengungkapkan bahwa perhelatan ini melibatkan negara anggota dengan agenda 150 pertemuan dan side event yang diadakan dalam kurun waktu 12 bulan. Hal ini berdampak secara signifikan khususnya pada sektor bisnis perhotelan, pariwisata dan investasi di Indonesia khususnya Bali serta optimalisasi atas layanan kepabenan dan cukai yang bisa diterima oleh delegasi masing-masing negara, organisasi internasional serta panitia yang terlibat dengan memenuhi ketentuan yang diatur pada undang-undang kepabeanan dan cukai terkait fasilitas pembebasan bea masuk atas importasi barang dan pembebsasan cukai untuk perwakilan negara asing beserta pejabatnya yang bertugas pada badan internasional di Indonesia.
Bea Cukai dan masyarakat Indonesia khususnya Bali siap menyukseskan perhelatan G-20 guna mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan menunjukkan kearifan lokal masyarakat bali serta mengenalkan progam Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk lebih melebarkan pangsa pasar khususnya diperhelatan G20 yang merupakan kesempatan emas untuk meperkenalkan produk lokal kepada masyarakat dunia dengan harapan sektor perekonomian dan pariwisata bisa bangkit, maju dan berkembang selaras dengan program kepabeanan dan cukai pada fasilitas yang diperuntukan bagi Pengusaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan diluncurkannya layanan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) dengan ini diharapkan produk-produk lokal mendapatkan tempat di pasar internasional mengingat forum ini melibatkan 19 negara dan Uni Eropa dengan sharing 85% ekonomi dunia, 75% perdagangan internasional dan 66% populasi di dunia dan merupakan target pasar potensial untuk pemasaran produk.
Kategori: Bea dan Cukai
0 Komentar |
---|