Kesehatan, Leadership, Konsitensi Kunci Pemulihan Ekonomi

01 September 2021, Penulis : Irfan Sofi

Kita semua patut ikut bersyukur namun juga jangan cepat berpuas diri atas hasil capaian kinerja perekonomian pada triwulan 2 – 2021 yang cukup baik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi triwulan 2 – 2021 mencapai angka 7,07 persen (y-o-y) dan 3,31 persen (q-o-q). Angka 7,07 persen tersebut merupakan angka positif pertama sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia yang dimulai pada triwulan 2 – 2020, angka tersebut juga diatas perkiraan proyeksi sebelumnya yang ada pada angka 6,7 persen.  Jika kita melihat lebih dalam terkait struktur pertumbuhan PDB Triwulan 2-2021 menurut lapangan usaha, maka sejumlah 64,85 persen berasal dari sektor Industri, Pertanian, Perdagangan, Konstruksi, dan Pertambangan.

Keberhasilan ini merupakan hasil nyata dari kerja keras Pemerintah melalui berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan untuk pemulihan ekonomi dengan anggaran yang cukup besar. Pada tahun 2020, realisasi program Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) berjumlah Rp575,8 triliun dan pada tahun 2021 ini telah dianggarkan juga sejumlah Rp 924,83 triliun. Angka tersebut terjadi kenaikan dari semula yang hanya dianggaran sejumlah Rp699,43 triliun karena adanya penerapan PPKM Darurat akibat lonjakan kasus Covid-19 sehingga perlu tambahan anggaran untuk penanganan kesehatan dan perlindungan sosial warga yang terdampak pandemi.

Keberhasilan ini perlu kita pertahankan ke depannya, walaupun cukup berat hantaman badai pandemi yang melanda negeri kita dengan bertambahnya jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sampai meninggal dunia pada awal triwulan 3 – 2021. Untuk itu, ada tiga hal yang menjadi kunci yang perlu dilakukan kedepannya agar pemulihan ekonomi nasional bisa berhasil dan perekonomian kita kembali seperti semula yaitu  kesehatan, leadership atau kepemimpiandan consistency atau konsisten.

Kunci pertama yang perlu mendapatkan perhatian adalah kesehatan. Kesehatan warga masyarakat adalah yang paling utama, jika masih banyak warga yang menderita Covid-19 dan penyebarannya belum bisa ditekan maka akan sulit untuk menjalankan program-program pemulihan ekonomi karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat sehingga perekonomian tidak akan mampu berjalan dengan baik. Saat diberlakukan PPKM maka hanya sektor-sektor tertentu dan esensial yang dapat diperbolehkan untuk tetap beroperasi dan banyak masyarakat yang diharuskan bekerja dari rumah atau bahkan dirumahkan oleh perusahaannya karena kesulitan untuk beroperasi.

Pemerintah sedang berusaha mempercepat program vaksinasi kepada warga masyarakat agar tercapai herd immunity atau kekebalan komunal di tengah masyarakat. Untuk mencapai herd immunity tersebut maka target vaksinasi yang akan dilakukan oleh Pemerintah sebanyak 208 juta penduduk Indonesia atau bertambah dari target semula yang hanya sebanyak 181,5 juta jiwa. Jumlah yang bertambah tersebut seiring adanya kelompok penerima vaksin yang diperluas kepada anak-anak dan remaja berusia antara 12 sampai dengan 17 tahun. Jika mengacu kepada jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai sekitar 271.349.889 jiwa berdasarkan sinkronisasi hasil Sensus Penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik dan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kemendagri maka harus sekitar 70 sampai 80 persen untuk mencapai herd immunity.

Saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin per 12 Agustus 2021 menurut data dari kemenkes.go.id baru sebanyak 51,9 juta untuk dosis pertama dan 25,7 juta untuk dosis kedua. Pemerintah berusaha untuk dapat mempercepat vaksinasi dengan menambah tempat vaksinasi serta tenaga kesehatan pelaksanaan vaksinasi. Kontribusi semua pihak juga diperlukan antara lain melalui vaksinasi gotong royong yang dilakukan oleh pelaku usaha. Pelaksanaan vaksinasi sebagai salah satu usaha penanganan Covid-19 tidak hanya menjadi tugas Pemerintah Pusat saja namun juga sinergi dari Pemerintah Daerah dengan mengalokasikan anggaran vaksinasi pada APBD. Jika kesehatan masyarakat bisa terjaga dan aktivitas masyarakat bisa kembali seperti semula sehingga roda perekonomian dapat berputar maka akan membantu proses pemulihan ekonomi nasional yang terpuruk saat ini akibat Pandemi Covid-19. 

Kunci kedua yang bisa membantu pemulihan ekonomi yaitu sikap leadership. Saat ini yang diperlukan oleh masyarakat adalah jiwa kepemimpinan yang bisa menjadi tuntunan atau contoh oleh mereka. Apalagi di masa pandemi saat ini beberapa kebijakan yang telah diputuskan oleh pemerintah untuk membatasi penyebaran Covid-19 salah satunya yaitu larangan untuk berkumpul dalam jumlah yang banyak atau melarang kegiatan yang berpotensi menghadirkan kerumunan massa dalam jumlah besar misalnya kegiatan pesta pernikahan atau pesta yang lain. 

Namun demikian, ada saja oknum pimpinan atau orang yang berpengaruh di masyarakat yang dengan sengaja mengadakan kegiatan pesta bahkan dengan sengaja mengupload di lini media massa. Harusnya mereka memberikan contoh atau teladan yang baik dengan tidak melakukan kegiatan kumpul-kumpul sehingga ini dapat ditiru oleh masyarakat.  Masyarakat kita yang masih memiliki adat budaya ketimuran akan lebih mudah diperlihatkan contoh dari pimpinan baik pimpinan pemerintah atau pimpinan agama daripada kita memberikan anjuran seperti anjuran 6 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, menghindari keramaian, dan menghindari makan bersama. 

Kunci ketiga yang bisa membantu pemulihan ekonomi yaitu consistency. Masyarakat membutuhkan konsistensi dan kepastian, khususnya dengan mereka para pelaku usaha dan dunia usaha yang terkena dampak cukup dalam. Kepastian apa yang akan menjadi kebijakan Pemerintah dalam usaha penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Kita masyarakat akan mendukung semua program kebijakan yang telah dan akan dilaksanakan oleh Pemerintah, namun segogyanya konsisten untuk dijalankan, tidak setengah-setengah atau berubah-ubah di tengah jalan yang pada akhirnya akan membingungkan masyarakat karena ketidakpastian. Misalnya kebijakan PPKM Darurat atau saat ini PPKKM Level 2 sampai 4 yang telah diambil oleh Pemerintah dengan pembatasan-pembatasan tertentu memang tidak enak untuk masyarakat namun harus dijalankan tanpa pandang bulu. 

Keberhasilan tidak akan datang begitu saja, namun perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan kerja keras dari semua pihak yang terkait untuk menggapainya. Kita semua berdoa semoga pandemi segera cepat berakhir dan pemulihan ekonomi bisa lebih cepat. Selain itu, kita bisa melihat anak-anak kembali ceria dengan kembali ke sekolah dan dapat bermain dengan teman-temannya, para pedagang kembali dapat tersenyum dengan larisnya dagangan mereka karena banyaknya pembeli, atau para pekerja dengan semangat berjalan ke tempat kerjanya untuk mencari nafkah untuk keluarganya.

Disclimer: Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan tidak mengatasnamakan instansi penulis berada.

Kategori: PEN

Tag: #PEN #DJPK

Kirim Komentar

0 Komentar